Jika ada yang harus diprioritaskan untuk dibantu di tengah pandemi ini. Maka mereka adalah para Guru Ngaji.
Tidaklah Kaisar Hirohito memerintahkan para Jenderalnya mendata berapa jumlah Guru yang tersisa selepas luluhlantaknya Nagasaki dan Hiroshima, melainkan kesadarannya yang besar akan masa depan bangsanya ada di tangan para guru yang tersisa.
Apatah lagi islam yang sangat menjunjung ilmu, meninggikan derajatnya, membukakan jalan ke surga bagi yang mencarinya, apalagi bagi para Guru ngajinya, mereka adalah sebaik-baiknya manusia, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarnya.” (HR. Bukhari).
Bahkan melindungi proses belajar mengajar ini. Allah SWT memerintahkan umatnya untuk tidak semua ikut berperang, melainkan harus ada yang tetap belajar dan mengajar,
“Tidak sepatutnya orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa kelompok yang memperdalam pengetahuan agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila telah kembali kepada mereka supaya mereka menjaga diri.” (QS. AtTaubah : 122)
Dimasa pandemi seperti sekarang ini, cukuplah duka kita telah kehilangan banyak dokter, tenaga medis serta kerabat sebangsa kita. Apa jadinya jika para Guru Ngajipun satu-persatu hilang semangat mengajar lagi karena tekanan beratnya kehidupan sekarang ini. Mari Muliakan Guru Ngaji, jadilah tulang punggung mereka, kita mendukung sembakonya, kutipananya atau apapun kebutuhan mereka agar lancar dan semangat kembali mengajar. Karena cukuplah musibah besar bagi anak cucu kita kelak kalau warisan nabi yang ada di para guru ngaji terhenti, karena mereka kalah oleh pandemi.
Titip Doa & Niat
Silakan titipkan doa dan niat Anda.