Angin Anginan

Kita kerap sebel pada orang yang angin-anginan, kemarin cepat sekarang lambat, tadi ramah sekarang marah, sesaat bilang A kemudian ganti X (kejauhan ya). Gemes pada orang seperti itu ya tapi uniknya hampir setiap kita bisa jadi selalu melakukannya.

Begitulah karena hakikat manusia memang seperti angin, ‘Arruhu Karrih’ Ruh itu seperti angin, bahkan kata Ruh sendiri dalam bahasa Arab memang memiliki padanan kata Rih yakni Angin. Sudah sifat angin seperti itu, ada yang lagi masak disana, kecium kemari wanginya, kita bisa mencium bau tanpa tahu darimana sumbernya.

Apalagi di dunia internet seperti sekarang, perilaku manusia nampak begitu ringan dibawa angin. Hanya karena seseorang mengajak makan odading tak lama kemudian ribuan orang antri berjam-jam di gerobak Mang Oleh, bahkan sebuah Brand Furnitur International pun terbawa angin bikin Meja Odading. Ckckck Odading-odading…

Manusia nampak begitu mudah diombang-ambing dari satu isu ke isu lain, dari satu kehebohan ke kehebohan yang lain, bring kaditu bring kadieu, seolah tak sempat sekedar untuk mencernanya memikirkannya barang sejenak, bertanya “Apa manfaatnya bagiku?” Seperti yang diajarkan para motivator era lalu. Petuah “Berpikir sebelum Bertindak” nampak lunglai diterpa angin zaman.
Jika sudah demikian tak ada yang lebih mengkhawatirkan bagi kita kecuali jika terkena fitnah yang ngeri tiada tara,

“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim]

Maka jika kita harus menerima takdir kemanusiaan kita yang memiliki ruh angin-anginan hendaknya kita memilih menjadi angin yang selalu berhembus ringan dari satu kebaikan ke kebaikan yang lain, beramal dengan segera tanpa menunda-nunda, ringan menerima ajakan kebaikan tanpa banyak pertimbangan.

Dengannya insya Allah kita akan menjadi angin yang selalu membawa kesejukan dan kesegaran dan bukan angin yang berhembus kesana kemari tanpa tujuan, pagi beriman sore ingkar… Naudzubillahimindzalik.

Tinggalkan Balasan

Keranjang Belanja
Scroll to Top
Scroll to Top